Sunday, July 24, 2016

Review Film "Sabtu Bersama Bapak"


http://movie.co.id/wp-content/uploads/2015/02/Poster-film-Sabtu-Bersama-Bapak-1.jpg
Produser        : Ody Mulya Hidayat
Sutradara       : Monty Tiwa
Penulis          : Adhitya Mulya, Monty Tiwa
Cast               : Abimana Aryasatya, Acha Septriaasa, Arifin Putra, Deva Mahenra, Ira WibowoSheila Dara Aisha

Apa yang seorang bapak akan lakukan jika dia tahu hidupnya tidak akan lama lagi? Apa yang seorang istri akan lakukan, jika dia tahu sebentar lagi, dia harus menempuh semua tantangan hidup, sendiri? Apa yang seorang pria akan lakukan, jika dia harus tmbuh tanpa seorang bapak?
Gunawan Garnida (Abimana Aryasatya) memiliki jawabannya. Gunawan tahu dia tidak akan dapat melihat kedua anaknya, Satya dan Cakra, tumbuh. Gunawan memutuskan untuk melakukan sesuatu agar kedua anaknya tetap tidak kehilangan sosok bapak dalam hidup mereka.
Setelah dewasa, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra) memiliki masalah mereka sendiri. Satya memiliki masalah dengan cara dia membina rumah tangga bersama Rissa (Acha Septriasha) dan Cakra mengalami kesulitan mencari jodoh. Ibu Itje pun tidak luput dari masalah, yang dia putuskan untuk dia jalani sendiri.
Apakah Gunawan, yang sudah lama berpulang, dapat menolong mereka?

Review:

Secara keseluruhan film ini berhasil (setidaknya) menggambarkan sebanyak 80% cerita dari novelnya. Bagian awal film berhasil menyentuh hati penonton, saya pun ikut terenyuh ketika menontonnya. Namun ada beberapa bagian yang menyajikan editing yang kurang baik, banyak efek-efek dreamy yang ternyata tak memiliki makna yang berkaitan dengan cerita. Permainan efek di film ini menurut saya terlalu dipaksakan sehingga mengurangi esensi ceritanya.

Sebagai orang yang telah membaca novelnya terlebih dahulu, banyak peran-peran yang terkesan dilebih-lebihkan di film dibanding di novel, dan banyak dialog yang menurut saya terkesan garing (kalau anak jaman seakarang bilangnya receh). Namun dari itu semua akting-akting para cast patut diacungi jempol, karena mereka sangat mendalami perannya masing-masing.

Banyak bagian yang terkesan penting di dalam novel tetapi tidak dijelaskan di dalam filmnya. Saya jujur saja merasa kecewa dengan hal tersebut. Saya sangat amat menikmati cerita yang dituliskan di dalam novel dibanding dengan cerita yang digambarkan di film. Untuk itu saya memberi poin 3 dari 5 untuk film ini. Penilaian saya bisa saja subjektif, maka alangkah baiknya jika kalian menonton terlebih dahulu filmnya dan coba bandingkan dengan novelnya. Maju terus perfilman indonesia semoga penilaian ini dapat mengajak insan film di Indonesia untuk berbenah menjadi lebih baik lagi.

0 komentar:

Post a Comment