Saturday, April 5, 2014

Life is a Choice

Peralihan dari semester satu ke semester dua membuat aku jadi lebih mengerti which something we have to keep with us, and something that should keep away from us. I'm just a teenager, dan rasa ingin tahu, coba-coba, penasaran, semuanya sering membelenggu. Terlebih lagi kalau semua carut-marut itu bercampur dengan sikap Labil. Ibarat air sungai yang sudah keruh, lalu dasarnya diaduk-aduk lagi, tambah keruh!

What did happen to me? Salah langkah? Mungkin. Tapi bagaimana bisa aku bilang ini salah langkah kalau ternyata dari awal aku sudah mengetahui langkah yang aku ambil itu salah? Kenapa enggak dari awal aja aku memutuskan untuk tidak mengambil langkah tersebut? Terus, kalau sudah tau langkah yang diambil itu salah, kenapa masih mau melangkah lewat pilihan itu?

That's why I do agree with this Quote "Life is a choice". Setiap langkah yang telah, sedang, dan akan kita ambil, semuanya punya resiko, punya efek, punya dampak. Semua dari kita pasti sudah tau langkah yang positif akan menimbulkan output positif jika prosesnya juga positif, dan juga sebaliknya. Makanya itulah kenapa Hidup adalah pilihan.


Apapun pilihan kita, apapun langkah yang kita ambil semuanya menuntut diri kita untuk siap. Siap untuk nerima resiko dari pilihan-pilihan kita. Peralihan semester satu ke semester dua kemarin misalnya. Biarkanlah aku dan orang-orang yang mengalaminya aja deh yang tau How that accident could happen on us. Sebenernya kalau dilihat-lihat lagi, ini jelas salah kita, kita yang masih labil, kita yang masih mau coba-coba, dan terlebih lagi kita yang lebih PeDe memilih jadi Mayoritas dari pada jadi Minoritas tapi benar.

Tapi, dari semua itu pelajaran yang sangat bisa aku ambil adalah: To live your life honestly, to live your life purely, to live your life naturally, to face the world, to face the problem, to be stronger, Last but not Least, Ikhlas...

0 komentar:

Post a Comment