Monday, January 26, 2015

Hujan Bulan Juni

             Secarik surat sampai di tanganku dua hari yang lalu, mengantarku sampai di kota kecil ini sekarang. Ada perintah pulang dari pria tua untuk anaknya yang sedang merantau di kota orang. Ayah, aku pulang. 
             Entah mengapa hatiku bergetar sampai detik ini. Rindu itu, walau hanya dalam surat, tapi sungguh bisa tersampaikan. Aku mengingat tiap kata yang tertulis sambil berjalan menuju rumah. 
"Sebentar lagi sampai". Gumamku dalam hati. 
             Tak seperti biasanya, kotaku yang biasanya gersang sekarang diguyur hujan yang begitu lebat. Aku melihat dari kejauhan, rumahku dikunjungi banyak orang. Ada yang ganjil mengganjal hati. Aku berlari menerjang hujan, tak peduli badan basah diguyurnya. Orang-orang mulai melihatku nanar. Sedih terpancar dari raut-raut muka mereka. Mataku menatap pria tua yang dua hari lalu suratnya kubaca. Kini Ayah telah terbaring, terselimuti kain putih. Rindu dalam surat itu menghujam jantungku layaknya deru hujan yang deras menerpa bumi. Kutahu bumi ikut menangis, hujan hari ini di bulan juni terasa begitu seirama dengan deru air mata yang keluar. Kutahu, hujan ini mengantar Ayah pulang kembali ke Yang Maha Esa...

#NulisEventHujan 
24 Januari 2015