Saturday, October 22, 2016

Random Thought #1

All of us must have some random thought which suddenly appears through our mind. Begitupun aku... Ingin kutulis semua pemikiran-pemikiran acak ini sedari sebulan yang lalu, saat semangat mulai menyeruak, tapi bingung merundung. Harus mulai dengan yang mana? pikirku sekejap... dan setelahnya aku menghilang. Niat menulis ini terurungkan karena tersendat tugas-tugas akhir yang rasanya kemarin-kemarin tiada berakhir.

Baiklah biarkan topik ini mengawali konten Random Thought-ku.

I ain't the same person whom I used to be...

Yup... kurang lebih begitu. Tiba-tiba terpikir bahwa ternyata dibanyak hal aku merasa menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari aku yang dulu. Tiba-tiba juga aku memikirkan hubunganku dengan orang tuaku dulu. Dulu hubungan kami cukup rumit, bahkan susah untuk berkata "Aku sayang, Mama" atau "Aku kangen, Bapak" dsb. Mungkin karena memang sejak kecil kami tidak terbiasa mengungkapkan perasaan kami kepada satu sama lain.
Dulu gengsi merayakan hari Ibu, gengsi peluk Bapak dan bilang "Selamat ulang tahun, Bapak".
Dulu mereka sibuk, sampai-sampai harus minta tolong tukang ojek langganan yang mengantar aku sekolah untuk mengambilkan rapot.
Dulu mereka orang tua baru, dan aku anak pertamanya. Jadi trial and error berlaku saat mendidikku.
Dulu kami hanya menyapa dalam sepi, bilang "I love You" hanya di dalam hati.
Seringnya kami bercanda, sampai tenggelam dalam tawa, tapi lupa esok lusa usia sudah bertambah.

Ya.. usia sudah bertambah, tak lagi muda. Mungkin esok aku, adikku, atau kedua orang tua kami "kembali"...
Kata "Kembali" itu yang membuatku merubah diri menjadi bukan aku yang dulu lagi. Bukan aku yang enggan mengungkapkan sayang, dan cinta kepada mereka yang memang bermakna, terutama keluarga.

Mereka sudah tua, aku pun tak lagi muda
Inginku berikan semua yang aku punya
Rasa, cinta, dan asa
Kepada Bapak dan Mama

Hanya butuh waktu tidak kurang dari seminggu. Setiap pagi kalau Bapak berangkat kerja dan aku telah terbangun, aku tak ragu mencium kedua pipi Bapak. Setiap diantar kuliah menggunakan motor sampai ke depan jalan, aku tak enggan lagi mencium kedua pipi Mamaku. Biar, biar yang melihat iri...

Kalau Mama telepon bertanya apapun, minta titip apapun, akan ku akhiri telepon tersebut dengan bilang "I Love You, Mama".
Kalau Bapak telepon sore atau malam minta dijemput di depan jalan, akan ku akhiri telepon tersebut dengan bilang "Tunggu ya Bapakku sayang, aku jalan sekarang" sambil cekikian disebrang sana. Biar, biar yang mendengar iri...

Kalau Ais mengirimkan pesan whatsapp dan bertanya sesuatu, akan aku balas dengan "Ada apa sih dedek sayang" yang sudah pasti dijawab dengan "Jijik lu mba" hahaha.
Tak segan kupeluk Ajeng, kemudian kuciumi pipinya lalu setelah itu terbahak-bahak dan lari, padahal tahu dia benci dicium. Tak gengsi lagi memeluk Riri, bersekongkol dengan Ais dan Ajeng kemudian mencium Riri bergantian, padahal tahu itu hal yang paling menjijikan. Tapi aku menikmatinya...

Aku mulai menikmati hari-hari sebagai anak pertama, sebagai Kakak dari adik-adikku. Karena esok, aku tak tahu dapat melihar mereka lagi atau tidak. Karena esok, siapa tahu mereka sudah bertambah dewasa sampai-sampai lupa sudah tidak serumah. Karena esok, esok, dan esoknya lagi rumah pasti tak seramai sekarang. Karena esok, esok, dan esoknya lagi, orang tuaku sudah tidak sesegar sekarang untuk bercanda dengan anak-anaknya. Jadi kapan lagi?

Ada waktunya kami harus berpisah, Riri hijrah pertama, untuk sekarang dan tiga tahun ke depan, Ajeng akan berkuliah dan aku paham betapa sibuknya hal itu. Faiz juga akan sibuk dengan ujian-ujian kelulusannya kelak... Aku akan sangat merindukan ini...

Aku ingin membuat semua orang iri, iri dengan keluargaku, dan iri dengan orang tuaku. Biar... biar yang membaca iri..
Aku berharap mereka yang sama sepertiku dulu, bisa menjadi lebih baik, bisa mengungkapkan perasaannya lebih luas dan bebas. Karena waktu tak akan memberikanmu kesempatan, waktu terlalu arogan untuk menunggumu berubah...