Kepemimpinan
A.
Arti
Penting Kepemimpinan
Banyak
ahli yang mengemukakan definisi kepemimpinan, beberapanya ada di bawah ini:
Kepemimpinan
bagi Stogdill, didefinisikan sebagai “Proses
mempengaruhi kegiatan kelompok dalam perumusan dan pencapaian tujuan”.
Bennis
dan Nanus (1985a) berpendapat bahwa kepemimpinan sering dikatakan sebagai
sebuah mitos, atau setidak-tidaknya mengandung unsur mitos, karena merupakan
keterampilan yang langka. “Ia adalah
suatu proses insani, penuh dengan uji coba, menang atau kalah, banyak menyita
waktu, sesuatu yang kebetulan. Singkatnya, kepemimpinan adalah kharismatik.”
Mantan
Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon (1982), juga berpendapat bahwa “Kepemimpinan adalah suatu bentuk seni yang
unik, yang membutuhkan kekuatan dan visi pada tingkat yang luar biasa. Visi itu
memberi inspirasi bai pemimpin agar ia mampu meneruskan inspirasi tersebut pada
orang lain.”
Dari
pengertian-pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan
adalah Proses yang menyita banyak waktu dengan kekuatan dan visi yang baik
untuk mencapai tujuan.
B.
Tipologi
Kepemimpinan
Dalam
teori kepemimpinan sedikitnya terdapat enam tipologi kepemimpinan yang dikenal
dewasa ini, yaitu sebagai berikut:
1) Tipe
Otoriter;
Adalah tipe pemimpin
yang berbagai kegiatan yang akan dilakukan dan penetapan keputusan ditentukan
sendiri oleh pemimpin semata-mata. (Tidah memberi kesempatan pada bawahan).
2) Tipe
Demokratis;
Adalah tipe pemimpin
yang berbagai kegiatan yang akan dilakukan dan penetapan keputusan ditentukan
bersama antara pemimpin dengan bawahan. (Memberi kesempatan partisipasi pada
bawahan).
3) Tipe
Liberal;
Adalah tipe pemimpin
yang berbagai kegiatan dan penetapan keputusan lebih banyak diserahkan pada
bawahan. (Memberi kebebasan pada bawahan).
4) Tipe
Populis;
Adalah tipe pemimpin
yang mampu membangun rasa solidaritas pada bawahan atau pengikutnya.
5) Tipe
Kharismatik;
Adalah tipe pemimpin
yang memiliki nilai ciri khas kepribadian yang istimewa atau wibawa yang tinggi
sehingga sangat dikagumi dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap bawahan
atau pengikutnya.
6) Tipe
Kooperatis;
Dimaksud sebagai
kepemimpinan ciri khas Indonesia, yaitu kepemimpinan yang memiliki jiwa
Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk membawa serta dan memimpin
masyarakat lingkunyannya kedalam kesadaran kehidupan kemayarakatan dan
kenegaraan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Aspek kepimimpinan
Pancasila adalah sikap konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan
Pancasila. Semangat kekeluargaan dan gotong royong merupakan unsur penting dari
kepemimpinan Pancasila.
Asas utama kepemimpinan
Pancasila adalah:
·
Ing
ngarso sung tulodho; seorang pemimpin harus mampu lewat sikap
dan perbuatannya menjadikan dirinya pola panutan dan ikutan bagi orang-orang
yang dipimpinnya.
·
Ing
madyo mangun karso; seorang pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang
dibimbingnya.
·
Tut
wuri handayani; seorang pemimpin harus mampu mendorong
orang-orang yang diasuhnya, berani berjalan didepan, dan sanggup bertanggung
jawab.
Dalam perkembangannya,
disamping enam tipologi tersebut, dikenal juga dengan tiga tipologi
kepemimpinan lain sebagai berikut:
1.
Tipe Tertutup; tipe pemimpin yang tidak
menginformasikan keadaan organisasi kepada para bawahan atau pengikut walaupun
dalam batasan-batasan tertentu.
2.
Tipe Terbuka; tipe pemimpin yang
menginformasikan keadaan organisasi kepada para bawahan, sehingga bawahan dalam
batas-batas tertentu mengetahui keadaan organisasi.
3.
Tipe Moderat; tipe pemimpin yang
berorientasi pada iman, ilmu, alam, dan berwawasan lingkungan serta visi masa
depan.
C.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kepemimpinan.
Davis
menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi,
yaitu :
1.
Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai
kecerdasan yang melebihi para anggotanya .
2. Kematangan
dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya
memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup
matang.
3. Motivasi dalam
dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri
seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu
tujuan.
4.
Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan
menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan
antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Banyak peneliti yang telah menambah dan menguraikan
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilih seorang manajer
dan seberapa efektif gaya tertentu.
Agar gaya kepemimpinan manajer
berubah kegaya yang lebih sesuai dengan situasi, maka persepsi manajer mengenai
situasi tersebut pertama-tama harus berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas pemimpin mencangkup:
•
Kepribadian, pengalaman masa lampau, dan harapan dari
pemimpin yang bersangkutan;
•
Harapan dan prilaku atasan.
•
Karakteristik, harapan, dan prilaku bawahan;
•
Persyaratan petugas;
•
Kultur dan kebijakan organisasi;
•
Dan harapan serta prilaku rekan kerja.
D.
Implikasi
Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi.
Implikasi
menurut kamus besar bahasa indonesia adalah keterlibatan dan manajerial adalah
suatu keahlian yang yang sangat diperlukan oleh setiap pemimpin.
Implikasi
manajarial kepemimpinan dalam organisasi sendiri terkenal dengan teorinya,
yaitu:
Teori Managerial Grid
Dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton, teori
ini adalah teori yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern
for people” dan “concern for production”.
Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima
gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
1.
Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang
paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup
untuk mempertahankan organisasi.
2.
Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada
hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu
dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang
nyaman dan ramah.
3.
Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa
keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu
yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada
kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari
kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
4.
Task artinya
pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan
organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5.
Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada
tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain
kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan
untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
Daftar Pustaka
Salusu J. 1996. Pengambilan
Kepts Stratejik. Jakarta: Penerbit Grasindo.
Iskandar Putong,
Soekarso. 2015. KEPEMIMPINAN: Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta: Buku&Artikel Karya Iskandar Putong.
S. Ruki Ahmad. 2002. Sukses
Sebagai Manajer Profesional Tanpa gelar MM atau MBA. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html
https://iksanarifmuh.wordpress.com/2013/10/21/implikasi-manajerial/
0 komentar:
Post a Comment