https://images-na.ssl-images-amazon.com/images/I/81hoUMjbCQL.jpg |
JM Barrie (1860-1937)
adalah seorang sastrawan dari Skotlandia yang menulis cerita anak dengan tokoh
utama Peter Pan. Ia menggambarkan Peter Pan sebagai bocah lelaki nakal bersayap
yang secara magis menolak untuk menjadi dewasa dan serba kekanak-kanakan, yang pada
akhirnya membuat Dan Killey (1983) menjadikannya sebuah penyakit psikologis,
The Peter Pan Syndrome.
The Peter Pan Syndrome
atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Sindrom Peter Pan merupakan suatu
fenomena psikologis sosial dimana seorang pria menolak untuk menjadi dewasa.
Dinamakan demikian karena memang "Peter Pan" menolak untuk menjadi dewasa
agar tidak kehilangan masa kanak-kanaknya.
The Peter Pan Syndrome
ditujukan kepada laki-laki dewasa yang secara psikologis, sosial, dan seksual tidak
memiliki kematangan. Hal-hal tersebut dapat ditunjukan dari pola perilaku
laki-laki yang pengidap The Peter Pan Syndrome. Ciri-ciri perilaku tersebut
adalah:
1. Cenderung tidak
bertanggung jawab
2. Suka melawan
3. Manja
4. Sulit berkomitmen
5. Bukan Pekerja Keras
6. Mudah marah jika
keinginannya tidak terpenuhi
7. Narsis
8. Mengalami ketergantungan
pada orang lain bahkan dalam hal-hal kecil
9. Jago melakukan manipulasi
untuk membuktikan bahwa dirinya benar
10. Memiliki keyakinan yang
melampaui hokum dan norma masyarakat
11. Enggan untuk hidup
sendiri tetapi selalu merasa sendiri
12. Tidak berani mengambil
keputusan dan menanggung resiko
13. Mudah sakit hati
14. Tidak dapat menerima
kritik
15. Kurang percaya diri
16. Pemberontak
17. Menolak berhubungan
dengan lawan jenis
The Peter Pan Syndrome
ini muncul akibat dari salahnya pengasuhan yang diberikan orang tua saat laki-laki
tersebut masih kanak-kanak. Orang tua selalu melindungi sehingga cenderung
membela saat anaknya melakukan kesalahan, orang tua selalu mengikuti keinginan
si anak yang justru merupakan hal yang
salah kaprah. Ketika si anak selalu menerima perlindungan bahkan ketika mereka
salah, maka disitulah anda tidak mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab dan
mandiri. Hal tersebutlah yang akhirnya membentuk pola perilaku si anak selalu
menjadi kekanak-kanakan meskipun mereka berada di usia yang sudah tidak dapat
disebut anak-anank.
Seorang laki-laki yang
memiliki sindrom ini tidak dapat hidup tanpa sosok orang yang selalu mengerti,
membela, memberikan apa yang mereka mau, dan melindunginya. Bahkan laki-laki
dengan sindrom ini harus memilki istri yang perilakunya 11:12 dengan pola asuh
orang tua laki-laki tersebut, dan apabila ia tidak mendapatkannya hal tersebut
biasanya berujung kepada dua hal, pernikahan mereka akan mengalami perceraian,
atau laki-laki tersebut akan sering “pulang kampong” ke pada orang tuanya untuk
selalu merasa terlindungi.
Referensi:
0 komentar:
Post a Comment