haLo nam4 Q Hut4me, tp kaliand bis4 panggil Q t4mi.
Halo kalian yang tidak asing dengan huruf dan angka pada kalimat di atas! Selamat! Kalian pernah memasuki jaman di mana tulisan tersebut menjadi trend!
Saya tidak mau munafik, dulu saya pernah seperti itu. Saya mengalami fase "ALAY" ketika memasuki masa sekolah menengah pertama. Pada saat SMP saya itu anak yang supel, punya banyak teman, dan tidak mau tertinggal jaman. Pertama kali saya mengenal tulisan seperti di atas adalah ketika saya berkirim SMS dengan teman sekelas. Teman saya membalas dengan ketikan yang tidak jauh beda dengan kalimat yang sudah saya tulis sebelumnya. Pada saat itu saya langsung menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah trend masa kini, dan dengan rasa PD yang tinggi akhirnya saya membalas pesan singkat dengan menggunakan tulisan alay.
Berawal dari SMS, akhirnya ke alay-an saya merambah pada jejaring sosial. (Subhanallah, saya menulis ini dengan rasa percaya tidak percaya, dan ada sedikit rasa jijik hahahahaha). Situs jejaring sosial yang sedang nge-trend pada masa SMP dulu adalah Facebook. Jaman dulu, kalau lihat nama Facebook belum Alay artinya belum gaul. Entah saya yang salah gaul atau apa, pokonya gitu deh. Maka dengan rasa kebelet gaul yang amat sangat mendalam, akhirnya saya merubah display name Facebook saya dari Hutami Septianaraswaty menjadi Dodol Imuetz. Amit-amit jabang bayi, subhanallah, saya jijik sendiri ini ya Allah :'(. Tapi tenang saja, karena rasa aneh yang tiba-tiba muncul dan kesadaran diri akan hal menjijikan tersebut, akhirnya display name itu hanya bertahan satu hari. Alhamdulillah wasyukurillah, Allah kasih hidayah cepat sama saya.
Semenjak rasa aneh itu muncul dan meluap ke dalam otak saya, saya mulai menganggap ex-display name saya itu no to the rak, a.k.a norak. Iya udah kalian tidak usah tertawa terbahak-bahak :').
Akhirnya, masih dalam fase alay dengan tingkat kesadaran minimum, setelah mengganti display name Facebook menjadi normal kembali, saya masih mengetik sms dengan alay. Ingat?? Hanya SMS. Singkat cerita, saya mulai meninggalkan hal-hal alay tersebut ketika kelas 3 SMP. Mengingat persiapan ujian yang harus saya hadapi dengan mengikuti bimbel dan les bahasa inggris, saya pun akhirnya muak sendiri dengan tulisan alay tersebut. Rumus matematika dan fisika, serta materi persilangan pada mata pelajaran biologi yang semuanya membutuhkan simbol, membuat saya semakin muak dan muntaber jika harus mengetik dengan simbol-simbol lagi di SMS. Akhirnya hidayah datang berkelanjutan, saya pun melewati masa Alay.
Mari semua bilang.. Alhamdulillah :)
Memasuki masa kuliah, Facebook sudah tidak menjadi trend lagi. Lambat laun saya meninggalkan jejaring sosial tersebut meski tidak sepenuhnya. Saya masih sering membuka postingan lama (yang mungkin sekarang sudah saya hapus). Foto-foto lama saya yang posenya....(jangan biarkan saya membahas masalah foto lebih lanjut) sudah saya hapus, karena posenya yang alay dan kebetulan saya yang belum berhijab, akhirnya foto-foto tersebut saya hide tapi ada beberapa juga yang langsung saya hapus. Saya tidak mau aib saya ini berkelanjutan, makanya saya hide dan hapus.
Saya bertaubat karena mengikuti trend masa itu. Sekarang saya sudah pulih, jauh kembali normal, bahkan insya allah untuk ketik-mengetik dan berfoto sudah sangat normal. Alhamdulillah :)
NB: Saya menulis ini dengan rasa percaya tidak percaya, dan batin yang memberontak, serta rasa jijik, dan rasa ingin bab yang berkecamuk. Moga kalian yang sudah baca, cukup tertawa, setelah itu mari jangan dibahas jika bertemu dengan saya. Aamiin :')
Halo kalian yang tidak asing dengan huruf dan angka pada kalimat di atas! Selamat! Kalian pernah memasuki jaman di mana tulisan tersebut menjadi trend!
Saya tidak mau munafik, dulu saya pernah seperti itu. Saya mengalami fase "ALAY" ketika memasuki masa sekolah menengah pertama. Pada saat SMP saya itu anak yang supel, punya banyak teman, dan tidak mau tertinggal jaman. Pertama kali saya mengenal tulisan seperti di atas adalah ketika saya berkirim SMS dengan teman sekelas. Teman saya membalas dengan ketikan yang tidak jauh beda dengan kalimat yang sudah saya tulis sebelumnya. Pada saat itu saya langsung menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah trend masa kini, dan dengan rasa PD yang tinggi akhirnya saya membalas pesan singkat dengan menggunakan tulisan alay.
Berawal dari SMS, akhirnya ke alay-an saya merambah pada jejaring sosial. (Subhanallah, saya menulis ini dengan rasa percaya tidak percaya, dan ada sedikit rasa jijik hahahahaha). Situs jejaring sosial yang sedang nge-trend pada masa SMP dulu adalah Facebook. Jaman dulu, kalau lihat nama Facebook belum Alay artinya belum gaul. Entah saya yang salah gaul atau apa, pokonya gitu deh. Maka dengan rasa kebelet gaul yang amat sangat mendalam, akhirnya saya merubah display name Facebook saya dari Hutami Septianaraswaty menjadi Dodol Imuetz. Amit-amit jabang bayi, subhanallah, saya jijik sendiri ini ya Allah :'(. Tapi tenang saja, karena rasa aneh yang tiba-tiba muncul dan kesadaran diri akan hal menjijikan tersebut, akhirnya display name itu hanya bertahan satu hari. Alhamdulillah wasyukurillah, Allah kasih hidayah cepat sama saya.
Semenjak rasa aneh itu muncul dan meluap ke dalam otak saya, saya mulai menganggap ex-display name saya itu no to the rak, a.k.a norak. Iya udah kalian tidak usah tertawa terbahak-bahak :').
Akhirnya, masih dalam fase alay dengan tingkat kesadaran minimum, setelah mengganti display name Facebook menjadi normal kembali, saya masih mengetik sms dengan alay. Ingat?? Hanya SMS. Singkat cerita, saya mulai meninggalkan hal-hal alay tersebut ketika kelas 3 SMP. Mengingat persiapan ujian yang harus saya hadapi dengan mengikuti bimbel dan les bahasa inggris, saya pun akhirnya muak sendiri dengan tulisan alay tersebut. Rumus matematika dan fisika, serta materi persilangan pada mata pelajaran biologi yang semuanya membutuhkan simbol, membuat saya semakin muak dan muntaber jika harus mengetik dengan simbol-simbol lagi di SMS. Akhirnya hidayah datang berkelanjutan, saya pun melewati masa Alay.
Mari semua bilang.. Alhamdulillah :)
Memasuki masa kuliah, Facebook sudah tidak menjadi trend lagi. Lambat laun saya meninggalkan jejaring sosial tersebut meski tidak sepenuhnya. Saya masih sering membuka postingan lama (yang mungkin sekarang sudah saya hapus). Foto-foto lama saya yang posenya....(jangan biarkan saya membahas masalah foto lebih lanjut) sudah saya hapus, karena posenya yang alay dan kebetulan saya yang belum berhijab, akhirnya foto-foto tersebut saya hide tapi ada beberapa juga yang langsung saya hapus. Saya tidak mau aib saya ini berkelanjutan, makanya saya hide dan hapus.
Saya bertaubat karena mengikuti trend masa itu. Sekarang saya sudah pulih, jauh kembali normal, bahkan insya allah untuk ketik-mengetik dan berfoto sudah sangat normal. Alhamdulillah :)
NB: Saya menulis ini dengan rasa percaya tidak percaya, dan batin yang memberontak, serta rasa jijik, dan rasa ingin bab yang berkecamuk. Moga kalian yang sudah baca, cukup tertawa, setelah itu mari jangan dibahas jika bertemu dengan saya. Aamiin :')
0 komentar:
Post a Comment