Wednesday, September 21, 2016

SARMAG Universitas Gundarma



Selamat datang dan berlaga di medan perang! *ealah. Selamat yaaa buat kalian yang masuk ke kelas 2KA88 a.k.a SARMAG SI 05. Selamat menderita *haha ketawa jahat*. Aku kira awalnya SARMAG dibekukan karena tidak ada kelas SARMAG untuk angkatan 2014 kemarin. Sempet sedih sih karena berarti kami SMSI 04 merupakan angkatan terakhir SARMAG, tapi ternyata... di BAAK ada daftar mahasiswa kelas KA88 waaaah :D

Tapi menurutku perekrutan mahasiswa SARMAG angkatan 2015 ini sedikit unik dan berbeda karena sudah ada daftar kelas terlebih dulu sebelum adanya seleksi. Agak bingung sih karena untuk angkatan aku, kelas kami baru muncul di BAAK gunadarma officially as 2KA88 saat perkuliahan di SARMAG sudah berlangsung kurang lebih 1 bulan *cmiiw Atau mungkin untuk kelas SARMAG angkatan 2015 ini tidak ada proses seleksi berupa TOEFL dan wawancara, jadi hanya sebatas seleksi dari IPK? Entah lah.. mungkin kalian yang merasa namanya ada pada gambar di atas bisa bantu menjawab dan berbagi pengalaman seleksi kalian di kolom komentar ^^

Oh iya pada postingan kali ini aku mau sedikit berbagi cerita pengalaman aku seleksi SARMAG, dan mau ngejelasin sedikit tentang "Apa itu SARMAG?". Enjoy reading!

Waktu itu.. (aku lupa tepatnya kapan) pokoknya aku dapat sms dari kampus yang inti dari isi smsnya menginformasikan kalau aku berhak mengikuti seleksi SARMAG. Waaahhh sempet seneng dan kaget haha, karena dari dulu aku gak pernah (sama sekali) mau masuk SARMAG. Bahkan sampe ada temen aku yang nanya "Tam, gimana kalo nanti lo dapet tawaran SARMAG?" dan aku jawab dengan tegas dan yakin "Gak ah, ngapain langsung S2 nanti gue mau kerja dulu, ga mau S2 kayanya" dan.... pas dapet sms dari kampus mengenai seleksi SARMAG aku langsung galau berat.. duh ilah. Pas pulang ke rumah curhat ke orang tua, dan minta pendapat mereka bagaimana baiknya. Apakah dilanjutkan saja atau tidak, karena jujur saat itu melihat kondisi orang tua yang harus membiayai adik aku kuliah di IPB beserta tetek bengeknya aku merasa seleksi SARMAG adalah sebuah opportunity yang sayang banget untuk dilewatkan.

Briefing pertama. Aku coba untuk hadir karena ingin tahu dengan jelas tentang apa dan bagaimana SARMAG itu. Dari briefing pertama aku jadi tahu bahwa SARMAG adalah program Sarjana Magister yang diselenggarakan oleh Universitas Gunadarma bagi mahasiswa-mahasiswanya yang terpilih (cie kepilih) dan lolos hasil seleksi untuk menyelesaikan kuliah S1 lebih cepat dari mahasiswa reguler, dan langsung lanjut S2 dengan beasiswa. Siapa sih yang gak mau ikut SARMAG? Tapi Gundar memberikan itu gak cuma-cuma, bagi mahasiswa yang terpilih dan menyetujui untuk kuliah pada program ini, mahasiswa tersebut terikat kontrak dengan Universitas Gunadarma untuk mengajar (jadi dosen) dengan masa pengabdian 2n+1 dimana n adalah tahun kalian dibiayai beasiswa S2. Jadi contohnya gini. Kuliah S2 itu kan selama kurang lebih 1.5 tahun, nah artinya aku punya masa jabatan 2(1.5)+1= 4 tahun. Lamaaaaaa.... wkwkwk Eits tapi 4 tahunnya itu terhitung dari kbm S2 berlangsung, jadi saat aku sudah mulai perkuliahan S2 dan dapat jadwal mengajar artinya itu sudah mulai dihitung masa pengabdian, yang intinya aku setelah S2 punya masa pengabdian kurang lebih 2 tahunan lagi.. Semoga ga bingung yaa...


Oh iya waktu itu sempet tergiur dan merasa yakin untuk ikut program SARMAG adalah karena ada kesempatan lain yang ditawarkan oleh pihak kampus seperti:
1. Mahasiswa SARMAG akan diberikan jadwal untuk menjadi Asisten Lab
2. Setiap bulannya akan menerima uang saku sebesar (rahasia dong :p)
3. Fasilitas laptop core i7 untuk jurusan SI & TI, sedangkan untuk jurusan lainnya dapat fasilitas laptop core i5

Mayan khaaannnn???? wkwkwkwkwkwkwk :":":":"

Tapi hal-hal di atas tidak ada pada poin-poin kontrak yang nantinya harus ditandatangani. Jadi dulu tuh aku tanda tangan kontrak di atas materai dengan poin-poin ketentuan SARMAG gitu deh lupa isinya apa aja, dan persetujuan yang dibuktikan dengan penandatanganan kontrak itu pasti dan harus dilakukan bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program SARMAG. Aku cuma mau ingetin aja sih, sebelum benar-benar yakin dan menandatanganinya alangkah baiknya kontrak tsb dibaca dengan seksama kalau ada poin-poin yang dirasa kurang jelas dan merugikan lebih baik kalian tanya langsung pada saat briefing. Oh iya dapet surat kontrak itu kalau ga salah pas briefing ke dua, dan kontrak itu ga mesti diisi pas briefing ke dua (boleh dibawa pulang) jadi kalian bisa diskusi dulu dengan orang tua, tanda tangan kontrak didampingi orang tua jadi ga ada beban hehe aku sih dulu gituuu...

Oh iya dari poin-poin di atas ada yang tidak (belum) terealisasi, doain aja ya semoga cepat terealissasi... Aamiin.

Satu hal sebagai reminding buat semua mahasiswa yang ingin masuk SARMAG. Kalian kalau sudah memilih untuk kuliah di program SARMAG harus siap mental, dan tenaga, juga perasaan (loh). Kalau kata orang anak SARMAG itu bisa stress (yaelaa boy). Iya sih emang di SARMAG banyak banget tugasnya (sepanjang masa kaya kasih ibu), emang di SARMAG tingkat kesulitannya tugasnya tinggi dengan deadline yang sempit. Tapi justru itu yang buat aku pribadi bikin aku makin semangat karena nantinya usaha-usaha itu (begadang, ngejar dosen untuk ngisi kuesioner, ngantuk parah pas jam kelas, presentasi yang mesti mateng dan berkelas, temen-temen yang super) bikin aku jadi mahasiswa yang punya kualitas lebih, able to work under pressure, able to present something different in sophisticated way, able to think out of the box, and much more.

Dan satu hal yang paling bikin aku baper saat memutuskan untuk ikut program SARMAG adalah, saat itu (sampai sekarang) aku belum tahu dan belum siap untuk beda waktu sama temen-temen deket aku dari kelas satu. Buat ngumpul susah, anak SARMAG libur anak reguler masuk, pun sebaliknya, jadi siap-siap baper yaaa hehehehe :"

Sekian yang bisa aku ceritain sedikit tentang SARMAG, semoga membantu kalian untuk memutuskan masuk SARMAG atau tidak hehe. Tunggu ya cerita-cerita seputar SARMAG di waktu yang lain.

Thanks for reading ^^





Tuesday, September 6, 2016

Review - Crystal Body Deodorant Stick

          Bau badan merupakan masalah yang "gak banget" khususnya untuk para perempuan. Apalagi bagi perempuan yang kondisi ketiak nya cocok-cocokan dengan produk deodorant yang beredar di pasaran kaya aku. Sampe aku pusing sendiri karena sering gonta-ganti produk deo yang "pastinya" mengandung bahan kimia. Kebayangkan gimana jadinya si Ms. K kalau sering gonta-ganti deo? Warna kulit ketiak bisa hitam, yang lebih parah bahkan bisa iritasi.

Akhirnya pada bulan Agustus lalu aku searching tentang produk deodorant yang aman dan cocok sama aku. Aku simak semua review dari beauty vlogger, dan beauty blogger yang bahas tentang produk deo. Sampai akhirnya aku nemu review tentang Crystal Body Deodorant Stick. Awalnya aku beli ini karena sudah desperate dengan produk-produk deo sebelumnya yang pernah aku pakai. Pernah bertahan sama produk merek R, hasilnya bisa tahan lama tapi bikin bajuku berubah warna jadi kuning, beralih ke produk merek N, ga terlalu ampuh karena harus oles tiap kali berkeringat. Balik lagi ke produk R terbaru tapi malah merubah bau badan aku setiap kali berkeringat (ga bau tapi ga wangi, jadi aneh). 

          Aku beli Crystal Body Deodorant Stick di Pratwonam Shop, Tokopedia seharga Rp. 75.000 dengan ukuran 40gr, tinggi 7cm. Bentuknya kecil tapi katanya sih ini tahan sampai satu tahun w.o.w! Benar atau engga nya produk ini tahan sampai 1 tahun aku juga kurang tahu, karena aku baru menggunakan produk ini selama 2 minggu. Crystal Body Deodorant Stick ini dibalut dengan kemasan berbahan plastik yang bisa kalian lihat pada gambar di bawah


      Crystal Body Deodorant Stick ini terbuat dari garam mineral alami yang mencegah bau badan dengan cara melindungi ketiak dari bakteri penyebab bau. Benar-benar murni garam mineral. Bentuknya seperti batu tawas seukuran jempol (aku) hehehe seperti gambar di bawah ini.

         Cara pengaplikasiannya agak ribet. Crystal Body Deodorant Stick ini harus dibasahi dulu dengan air sebelum dioleskan di daerah ketiak yang sudah dibersihkan sebelumnya, tidak seperti deo lain yang bisa langsung oles. Crystal Body Deodorant Stick ini juga tidak memberikan wangi seperti saat mengaplikasikan produk deodorant lain yang punya berbagai macam varian wangi. Oh iya, untuk menyimpan si deodorant stick ini juga harus hati-hati. Jangan disimpan di area yang menggunakan marble atau granite ya girls :). Petunjuk pemakaian sudah ada di kemasan belakang yang bisa kalian lihat pada gambar di bawah ini.



          Oh iya sedikit cerita nih, pada pemakaian sampai dengan 5 hari pertama deo ini masih belum menghilangkan bau badanku. Awalnya sih kesal karena aku pikir deo ini sama sekali ga memberikan efek pada ketiakku. Tapi setelah sabar dan melanjutkan pemakaian di hari berikutnya akhirnya si Crystal Body Deodorant Stick ini memberikan efek pada ketiak aku (hehe), mungkin karena selama lima hari itu si Crystal Body Deodorant Stick ini menetralisir bahan kimia dari deodorant sebelumnya yang pernah aku pakai. Tapi setelah lewat dari lima hari pemakaian awal hasilnya sangat berpengaruh terhadap BB aku. Such a magic! Meskipun aku berkeringat tapi BB aku ga muncul, lhooo. 

Kelebihan:

  1. Travel-friendly untuk ukuran 40g
  2. Ampuh mengusir bau badan setiap digunakan setelah pemakaian 5 hari pertama
  3. Bebas bahan kimia
  4. Tidak meninggalkan bekas noda di daerah ketiak pada baju
  5. Menahan bau meskipun berkeringat

Kekuragan:

  1. Pengaplikasiannya sedikit rumit
  2. Harga terbilang mahal untuk deodorant dengan berat 40g

         Aku bakalan repurchase deo ini lagi, dan aku kasih nilai 4 dari 5! Semoga review ini bermanfaat bagi kalian, khususnya yang punya masalah dengan bau badan. Tunggu review aku selanjutnya ya, girls ^^